LAPORAN
PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
(PET-2316)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah
Anatomi dan Fisiologi Ternak (Pet- 2316)
Pada
Jurusan Peternakan Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh
ADIK DINIARSIH RAZAK
60700111003
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anatomi
adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup.
Sedangkan histologi berasal dari kata
histon, yang artinya kumpulan
beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih kekhususan fungsi yang membentuk
jaringan. Jadi histologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jaringan tubuh (Hunter, 1995).
Osteologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang kerangka (skeleton).
Osteologi berasal dari kata os dari bahasa latin dan osteon dari bahasa yunani yang artinya
adalah tulang . Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu
yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang merupakan
salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm
pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari
puluhan atau ratusan tulang . Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan
atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi
dengan tulang rawan (cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat) (Erna, 2011).
Otot merupakan sebuah
jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot
digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir
semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata
hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan
membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika
tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk
mempertahankan otot (Nanda, 2012).
B.
Tujuan dan
Manfaat Praktikum
Adapun tujuan dan manfaat dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui dan memahami dengan seksama sistem rangka pada vertebrata serta fungsi-fungsinya.
2. Untuk
mengetahui letak otot pada hewan ternak secara anatomi.
3. Untuk
mengetahui bentuk dan letak dari tulang-tulang atau sistem rangka tenak.
C.
Kegunaan
Adapun
kegunaan dari praktikum ini adalah mahasiswa mengikuti anatomi dan histology
hewan secara nyata dan mengamati kerangka dan otot pada ternak kambing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sistem
Kerangka Ternak
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang
memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi
menjadi tiga tipe: eksternal, internal,
dan basis cairan (rangkahidrostatik),
walaupun sistem rangka hidrostatik dapat
pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya
struktur penunjang (Nanda, 2012).
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu
individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan
dari sel-sel mesoderm pola bangunan
tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau
ratusan tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok
yang disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan
tulang rawan (cartilago) dan pita
pengikat (ligament) (Lesty, 2011).
Skeleton
termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras biasanya
terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan melindungi tisu-tisu
yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui “intramembranous ossification” yang mana tulang leper terbentuk atau
melalui “endochondra formation”seperti
pembentukan tulang panjang. Tulang terdiri dari pada sel-sel dalam matriks interselular dipanggil osteoid. Tulang terdiri daripada 1/3
bahan organik dan 2/3 bahan tak organik (Soeparno, 2009).
Skeleton
sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan-sambungan
dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan
kadang-kadang terdapat tendon yang berisi sel-sel tulang yang terkena sebagai assmoidus. Sebagai contoh yang terkenal
adalah patelia (tulang tempurung lutut)
dan kemin (tulang mata kaki). Tulang
tempurung kepala cukup keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas
bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura.
Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang orbita,
sebagai tempat biji mata dan di sebelah ventral
terdapat plat dengan tepi tulang
rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar orbita terdapat archus
zygomaticus (Frandson, 1993).
Menurut (Hunter, 1995) tulang rangka mempunyai fungsi
yaitu sebagai berikut:
a.
Menyokong badan (membenarkan pergerakan
normal hanya pada kawasan tertentu saja).
b.
Melindungi struktur-struktur dalaman
badan, contohnya otak dilindungi oleh tengkorak, jantung dan paru-paru
dilindungi oleh tulang rusuk.
c.
Menghasilkan sel darah merah dalam
sum-sum tulang dan menyimpan bahan mineral kalsium dan fosforus.
d.
Bertindak sebagai organ hemopoietik.
Sistem skeleton
dibagi menjadi 3 yaitu skeleton aksial
adalah skeleton yang terletak dibagian
median badan. Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tengkorak (skull), tulang rusuk (rib), tulang vertebra dan tulang sternum.
Tulang-tulang skeleton ini tidak
berpasangan kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan
dan ada yang tidak). Skeleton apendikular
adalah skeleton yang bersambung
dengan skeleton aksial (melalui dua
struktur tulang bahu dan tulang pelvik). Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tulang-tulang kaki
(apendej). Skeleton
splanknik yang terdiri dari tulang yang terbina dari tisu visera atau organ lembut, contohnya os penis anjing, os cordis lembu (tulang dalam jantung)
dan gelang skelera dalam mata burung
(Anonim, 2012).
Columna vertebralis
merupakan bagian dari skeleton axial
yang melindungi corda spinalis. Pada
kebanyakan cordata, tersusun oleh
struktur skeletal bersegmen yaitu vertebrae dan merupakan kesatuan antara spinalis dan columna. Perluasan dasar tulang-tulang tengkorak ke arah posterior sampai ke arah ekor. Columna vertebralis mempunyai
(memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh, selanjutnya sebagai tempat
pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada otot (Edipermadi, 2012).
Sternum
(apparatus sternal) berbentuk seperti
pisau belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (manubrum), badan (sternum)
dan taju pedang (prosessus xiphoid). Manubrium bersambungan dengan klavikula dan tulang rusuk pertama.
Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk
berikutnya (Ernawati, 2011).
Tulang rusuk sejati (costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung pada tulang dada, tulang
rusuk palsu (costae spurea) ada 5
pasang, yaitu 3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya
dan 2 pasang rusuk melayang (costae
fluctantes) (Edipermadi, 2012).
B.
Sistem
Perototan Ternak
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot
merupakan sebuah jaringan konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk
memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan
oleh tubuh makhluk vertebrata hasil
dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu
mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh
memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk mempertahankan
otot (Soeparno, 2009).
Sistem otot adalah
sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup
dapat bergerak. Unggas dan seperti halnya mamalia memiliki tiga jenis otot
yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos adalah
otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol misalnya saluran
pencernaan. Otot polos juga ditemukan di dalam pembuluh darah usus dan organ
lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot polos tampak tersusun dalam
dua lapisan, lapisan dalam sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan
sebelah luar sel otot polosnya tersusun memanjang dan berinti sel. Ciri-ciri
otot polos sel-sel berbentuk spidal,
inti di tengah, serabut-serabut retikuler
transversal menghubungkan sel-sel otot berdekatan dan membentuk suatu
kelompok sehingga menjadi unit-unit fungsional. Fungsi otot polos yaitu mengontrol
segala aktivitas motor (gerak) alat dalam (visceral)
dan mengelola tekan darah di seluruh tubuh (Lesty, 2011).
Otot jantung merupakan otot yang
membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang tidak dapat
diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada faktor luar (ekstrinsik). Otot jantung terdiri dari
tiga bentuk otot, yaitu otot atrial,
otot ventricular, dan serabut otot purkinje. Bentuk otot atrial dan otot vetrikular kontraksinya sama seperti otot skelet karena mengandung syncytium.
Sedangkan serabut otot purkinje
kontraksinya sangat lemah karena hanya mengandung sedikit elemen kontraktil. Kontraksi otot jantung adalah ritmik dan terus
menerus, karena jantung mempunyai centrum
otomasi. Ciri-ciri otot jantung adalah adanya cakram intercalated (intercalated
disk) yang berfungsinya sebagai penyusun organ jantung (Edipermadi, 2012).
Otot rangka
merupakan otot yang membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang
memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama
lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi
serabut tepat di bawah sarkolema. Miofibri serabut otot rangka mengandung
keping-keping gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap myofibril letaknya pada ketinggian yang
sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat kendur yang disebut endomisium. Ciri-ciri dari otot rangka
yaitu selnya berbentuk serabut, inti terletak di bawah permukaan sel dengan
arah aksis panjang serabut-serabut otot, membran sel otot disebut sarkolema, lapisan permukaannya menyatu
membentuk tendon dan dipersarafi oleh satu ujung syaraf terletak pada bagian
tengah serat (Anonim, 2012).
Menurut (Fradson, 1993) sejumlah besar otot dengan
ukuran, bentuk dan struktur internal
yang berbeda, merupakan penyusun rangka tubuh makhluk hidup. Struktur dari
otot-otot strip mengikuti skema
organisasi secara umum:
1.
Kumpulan dari serat-serat otot yang
bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan ikat yang banyak.
2. Organisasi
dari jaringan ikat ini memungkinkan untuk membedakan kelompok serat-serat muskuler menjadi kelompok pertama,
kelompok kedua, kelompok ketiga dan kadang sampai kelompok empat.
3.
Pada otot besar, kelompok tingkat superior akan mengelompokkan kelompok
dengan tingkat yang lebih rendah (inferior).
Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat reologik daging sangat tergantung pada
kedua komponen tersebut yaitu serat muskuler
dan jaringan ikat. Kontraksi pada otot melibatkan sel syaraf (syaraf motorik/afferent) sebagai rangkaian yang
akan mengirimkan pesan dari afektor
atau rangsangan terjadi dalam bentuk aksi potensial ke syaraf pusat dan kembali
melalui syaraf efferent ke pusat
reaksi (kontraksi/efektor). Aksi
potensial yang sampai pada ujung axon
sel syaraf menyebabkan terlepasnya NAC (Neurotransmiter
Asetil Cholin). Neurotranmiter ini akan menempel pada reseptor pada membran sel otot dan kanal Na+ dan
K+ terbuka, sehingga ion natrium
masuk, terjadi depolarisasi dimana
proses terjadinya aksi potensial
dimulai (Soeparno, 2009).
|
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum Anatomi
dan Fisiologi ternak yaitu:
Hari/ Tanggal :
Sabtu, 12 Januari 2013
Pukul : 08.00 wita sampai selesai
Tempat : Laboratorium
Peternakan Fakultas Sains dan Teknolog Universitas Islam Negeri Alauddin,
Samata- Gowa.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ember, peralatan bedah dan nampan.
2.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah satu ekor kambing dan air
bersih.
C.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur
kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
seekor kambing yang telah disembeli terlebih dahulu dan dikuliti.
2. Mendengarkan
dan memperhatikan penjelasan dari Dosen/asisten mengenai nama-nama otot pada
ternak kambing.
3. Mengetahui
nama-nama otot pada ternak dengan dapat menyebutkan satu persatu otot yang
ditunjukkan.
4. Memberikan
label pada setiap otot ternak kambing.
5. Menggambar/mengambil
foto dari setiap otot yang telah diberi label.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Kerangka
(Oestologi)
Gambar
1: Sistem Rangka Kambing (Anonim, 2012)
2.
Perototan (Histologi)
Gambar 2: Sistem Perototan Ternak
Kambing (Anonim, 2012)
Keterangan:
1. Plexus barcialis 12. M. pectoralis profundus
2. M. latissimus dorsi 13. M. scalenus dorsalis
3. Membri toracici 14. Mm. pectorals superficiales/
4. M. trapezius/pars cervicalis
M. Pectoralis transversus
5. M. Rhomboideus thoracis
6. M. Serratus ventralis thoracis
7. M. Serratus ventralis caudalis
8. M. Retcactor costae
9. M. Latissimus dorsi
10. Fascia M. obliauss externus
abdominis
11. M. oblignus externus abdominis
B.
Pembahasan
1.
Kerangka
Kerangka (tulang) adalah materi yang keras dan kaku yang
membentuk rangka dalam pada hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk
rangka keras dari seekor hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk
rangka keras dari seekor hewan dinamakan skeleton.
Fungsi dari kerangka pada tubuh
yaitu:
1.
Memberi bentuk pada tubuh
2.
Sebagai alat penunjang
3.
Melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak
4.
Sebagai tempat pembuatan unsur-unsur darah
Tengkorak (kranin)
adalah bagian skeleton yang
membentuk kerangka dasar kepala disebut kranium.
Fungsi tengkorak yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ dan
membentuk awal saluran sistema digestoria
dan sistema respiratoria.
Tengkorak terdiri dari nasal, mandibula, maksila, lakrima, coranoid
process dan occipital. Atap
bagian atas dibentuk oleh maksila dan
premaksila yang membentuk dentis dan
oleh maksila as. palatina. Bagian ventrolateral oral dilengkapi oleh mandibula.
Mandibula berporos pada bagian as temporale, di depan lubang telinga.
Semua dentis bagian bawah pada mandibula
merupakan tempat perekatan otot yang berperan dalam proses penguyahan dan
penelanan.
Ujung medial skapula
bersendi dengan menubrium. Ujung lateral clavicula bersendi dengan acromion. Acromion adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah cranial
pada sudut cranial lateral dataran
sendi, yang bersendi dengan humerus.
Vertebrae
cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak
mempunyai processus spinous dan carpus menjadi satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis cervicalis yang kedua
disebut aksis. Aksis mempunyai spinosum
processus yang lebar, tetapi tidak tinggi Vertebrae thoracales, costae dan sternum membentuk throrax.
Sternum terdiri atas manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus. Vertebrae thoracalis ditandai dengan processus spinous yang sangat
berkembang. Processus spinous
membentuk pangkal pada prominesia
dorsalia yang dikenal sebagai “wither” pada bagian bawah bahu.
Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek yang terdiri dari dua deret
tulang kecil. Deretan proximal
disebut radial (profundial ke lateral), intermediet dan ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada kambing karpus merupakan hasil tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat.
Suatu alur vertikal pada metakarpus
menunjukkan fungsi kedua tulang tersebut. Ujung proximal femur yang
berbentuk bulat bersendi dengan os coxae.
Ujung distal femur bersendi dengan
ujung proximal tibia. Daerah ventral
ujung kedua tulang yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal
fibula bersendi dengan ujung proximal
tibia. Distal fibula menempel
pada kedua ujung distal tibia.
Kedua ujung distal
ini merupakan persendian dengan trachlea
tali. Trachlea tali ialah
bangunan berupa kerekan pada talus. Talus ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri
atas talus, proteulus, os cuboideum, os
naviculare (os scapoideum) dan tiga
ossa cuneiforinia. Talus bersendi
dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga
dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga dengan
ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa cuneiformie di ujung distal bersendi dengan ujung proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os
metatarsalia berturut-turut terdapat dua palanges. Di sebelah os
metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga palanges. Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita osseum
metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung tranversal.
Profundingulum
membri inferiotis terdiri atas sepasang os coxae. Satu coxae ialah hasil tumbuh melekatnya tulang, yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae ini bersama dengan os
sacru merupakan pelvis. Antara
kedua os coxae di sebelah ventral disebut symphysis ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu
yang pada dasarnya ada pada lubang, os
coxae pada suatu cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang ujung proximal femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae sacrales yang telah saling tumbuh melekat sehingga
terjadi satu tulang, yaitu os sacrum
daerah cocigleal dimana ada 3 vertebrae cocygleeales yang telah
mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat hingga occygis.
2.
Otot
Otot
merupakan sebuah jaringan konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Sistem otot adalah suatu jalinan
jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang
lainnya. Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi
fisiologisnya telah terhenti. Otot merupakan komponen utama penyusun daging.
Daging juga tersusun oleh jaringan ikat, epitelial,
jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak, jadi daging tidak sama dengan otot.
Otot memiliki fungsi sama halnya dengan kerangka.
Fungsi otot yaitu pada ternak kambing adalah sebagai berikut ini:
1.
Otot memberi dukungan kepada tubuh dan
membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi.
2.
Sistem otot
adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk
hidup dapat bergerak.
Beberapa jenis otot pada hewan termasuk
kambing, antara lain adalah :
1. Otot
trapezius merupakan otot pipih
berbentuk segitiga yang mempunyai origo
pada garis tengah dorsal dari kepala
sampai ke belakang di daerah vertebrae
lumbar dan insersionya terutama pada spina
skapula. Otot trapezius secara
keseluruhan juga mendukung melekatnya scapula
pada tubuh.
2. Otot serratus ventralis merupakan otot yang
paling besar dan otot utama yang menghubungkan alat gerak bagian depan dengan
tubuh. Ukuran otot ini besar dan bentuknya seperti kipas.
3. Otot lattisimus dorsi merupakan otot yang berbentuk segitiga lebar, mempunyai origo
pada prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan perantaraan aponeurosis.
Otot ini juga berperan untuk menarik kaki depan ke arah belakang atau jika kaki
itu tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju.
4. Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi
menjadi beberapa segmen tergantung pada lokasi, yaitu di daerah lumbar yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut longissimus cervicis, longissimus
capitis dan longissimus atlantis.
5. Otot
ekstensor carpii rassss. Otot ini
merupakan otot ekstensor terbesar untuk karpus.
Otot ini berpangkal pada epikondyl
lateral humerus menuju ujung proximal
daerah metacarpal. Peran utama otot
ini adalah gerak estensi karpus.
6. Otot fleksor carpii radialis. Otot ini
berpangkal dari sisi medial permukaan volar
kaki depan. Origo otot ini adalah
pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya pada permukaan volar
ujung proksimal metacarpus.
7. Otot
gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot ini terletak pada sayap
tulang illium dan insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur,
yang merupakan lever yang menjulur di atas sendi pinggul, sehingga menggerakan
bagian lain dari kaki belakang ke arah belakang.
8. Otot
bisep femoris, semiteninosus dan semimembranosus. Otot-otot tersebut
merupakan otot ekstensor pada pinggul
yang disebut dengan hamstring muscle.
Batas-batas antar otot ini dapat diketahui dengan adanya alur-alur vertikal
pada bagian otot tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
ini adalah sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup. Dimana fungsi dari rangka yaitu sebagai penunjang tubuh, untuk
memberi bentuk pada hewan, sebagai tempat melekatnya urat daging (otot), untuk
melindungi (proteksi) organ-organ
tubuh yang lunak dan mudah rusak, misal : organ visceral, otak dll, sebagai cadangan unsur-unsur kimia penyusun
tubuh misal : cakium dan phosphor dan sebagai alat gerak pasif, dalam hal ini
akan bekerjasama dengan otot-tot yang bertaut padanya.
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot
mempunyai tugas utama yaitu berkontraksi, kontraksi otot digunakan untuk
memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan
oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi
dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya
gravitasi. Dengan adanya
fibril serta pola susunannya maka
otot dibedakan menurut morfologinya
yaitu otot polos ( Smooth muscle), otot
serat melintang (Striated muscle) dan
otot jantung (Cardiac muscle).
B.
Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah sebaiknya waktu yang
disediakan dalam praktikum diperpanjang agar dapat mengoptimalkan jalannya
praktikum tidak dikejar waktu dan sebaiknya penjelasan mengenai anatomi dan
fisiologi dilakukan perkelompok agar penjelasannya dapat diterima dengan baik
oleh semua praktikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2012. “Anatomi dan Fisiologi Ternak”.
http:// laporanku
ahmadmujahidin6133.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-ternak-sistem.html. diakses pada
tanggal 12 Januari 2013.
Edi,
Permadi. 2012. “Makalah Anatomi
Histologi”. http://
edypermadi.wordpress. com/2012/06/15/makalah-anatomi-histologi/. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2013.
Ernawati,
Djaya. 2011. “Sistem Otot Pada Hewan”.
http://renaex. blogspot.
com/2011/10/sistem-otot-pada-hewan.html diakses pada
tanggal 12 Januari 2013.
Franson
, R.D . 1993 . “Anatomi dan Fisiologi
Ternak” . Gadjah Mada University press: Yogyakarta.
Hunter.
1995. “Fisiologi dan Teknologi dan
Reproduksi Hewan Domestik”. ITB: Bandung.
Lesty,
Adinisa. 2011. “Jaringan Otot Pada Hewan”.
http://lestyadinisa.blogspot.
com/2011/10/jaringan-otot-pada-hewan.html. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2013.
Nanda,
Fafet. 2012. “Anatomi dan Fisiologi Ternak”. http://nandafapet.blogspot.
com/2012/02/anatomi-dan-fisiologi-ternak-nursholeh.html. Diakses
pada 12 Januari 2013.
Soeparno.
2009. “Ilmu dan Teknologi Daging”.
Gadjah Mada University Pres: Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar Otot
Biesep remorii
(y)
BalasHapusgood post
BalasHapusizin copy ya,,
BalasHapus